Indonesia menghadapi krisis kualitas udara, namun adopsi BBM ramah lingkungan masih sangat terbatas. Padahal, sejak 2017 pemerintah telah mendorong penerapan standar emisi Euro 4–6 untuk kendaraan bermotor sebagai bagian dari transisi menuju transportasi yang lebih bersih.
Sayangnya, pada 2023, bahan bakar berstandar Euro 4 baru mencakup <2% dari total konsumsi nasional. Mayoritas masyarakat masih menggunakan Pertalite (RON 90) dan Biosolar—dua jenis BBM yang belum memenuhi standar Euro 4.
Sementara itu, negara-negara tetangga seperti Vietnam, Thailand, dan China telah lebih progresif mengadopsi standar emisi tinggi. Indonesia masih tertinggal, baik dalam penyediaan infrastruktur BBM bersih maupun dalam insentif kepada produsen dan konsumen.
Lantas, apa tantangan yang membuat transisi ini berjalan lambat? Bagaimana dampaknya terhadap sektor otomotif, ekonomi, dan sosial?
Baca Policy Brief CORE Indonesia & Viriya ENB tentang Implementasi Kebijakan BBM EURO 4-6: Siapkah Kita? dengan klik lampiran di bawah ini