Four years into the COVID-19 pandemic, the global economy faces another serious challenge. The concern over a recession is growing as geopolitical tensions are escalating, inflation is rising in several countries, and the global interest rate is increasing. Nevertheless, until 2022, the impacts of the pandemic have not been lessened. In fact, the unemployment rate is still high and revenues are declining in several sectors. Even, some countries are vulnerable to food and energy crises. However, amid global vulnerability, Indonesia’s economy tends to be stable and resilient. Even though the global economic growth in 2023 is projected to be slower, CORE Indonesia believes there is a chance to avoid a recession.
Paparan Mengurai Dampak Kenaikan Harga BBM Terhadap Kelompok Masyarakat Rentan: Studi Kasus Masyarakat Nelayan Kecil dan Tradisional
Kenaikan harga BBM bersubsidi pada 3 September lalu berdampak terhadap perekonomian domestik, salah satunya adalah lonjakan inflasi yang mencapai 1,17 persen (mtm) pada September 2022. Inflasi tertinggi disumbang oleh sektor transportasi dengan andil sebesar 1,08 persen, dimana bensin berkontribusi 0,89 persen. Kebijakan tersebut menyebabkan inflasi kumulatif tahun ini menjadi jauh lebih tinggi bahkan sebelum masa Pandemi COVID-19. Secara historis, selain memicu first-round effect, berupa inflasi biaya transportasi, kenaikan harga BBM juga dapat memicu second-round effect atau kenaikan inflasi pada barang selain transportasi, seperti bahan makanan dan minuman. Namun, dampak dari kenaikan BBM kali ini terdapat anomali, dimana pada bulan Oktober terjadi deflasi yaitu -0,11 mtm. Inflasi pada bulan berikutnya juga hanya sebesar 0,09 (mtm). Sehingga dapat dikatakan bahwa dampak lanjutan (Second-round effect) akibat kenaikan harga BBM tidak terjadi. Pasca kenaikan harga BBM, nelayan pada umumnya tetap membeli BBM dalam jumlah yang sama seperti sebelum kenaikan harga. Meskipun di beberapa wilayah ada sebagian kecil nelayan yang menurunkan volume BBM nya. Meski nelayan mengeluarkan biaya yang lebih besar pasca kenaikan BBM, namun hal itu tidak membuat harga jual hasil tangkapan mereka ikut naik. Mirisnya, harga hasil tangkapan nelayan relatif turun setelah kenaikan harga BBM. Penurunan permintaan tersebut dapat disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat akibat kenaikan harga BBM sehingga mendorong masyarakat mengurangi konsumsi produk tangkapan nelayan. Selain itu, tata niaga ikan tangkap dikendalikan oleh pengepul, sehingga nelayan tidak memiliki kekuatan dalam menentukan harga jual hasil tangkapannya sendiri. Dengan harga jual yang turun di tengah peningkatan biaya produksi, pendapatan nelayan merosot cukup tajam. Namun pengeluaran rumah tangga nelayan mengalami peningkatan, akibat peningkatan biaya produksi dan peningkatan harga kebutuhan pokok.
#BBM #subsidi #nelayantradisional #inflasi #kemiskinan #CORERiset